Penggunaan batu gamping sebagai agregat halus dalam campuran beton masih sangat jarang digunakan. Sementara potensi sumber daya batuan jenis batu gamping cukup besar dan tersebar dibeberapa wilayah di Indonesia. Batu gamping dapat diolah menjadi agregat halus sebagaimana agregat halus yang digunakan dalam campuran beton.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan kuat tekan beton antara penggunaan batu gamping dan pasir biasa sebagai agregat halus dalam campuran beton yang berasal dari kabupaten Enrekang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai perbandingan dalam membuat rancangan campuran beton. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah studi eksperimental dengan melakukan uji karakteristik agregat material gamping dan pasir yang berasal dari kabupaten Enrekang. Perancangan campuran beton dengan metode DoE dengan kekuatan beton rencana f’c 25 Mpa. Benda uji yang dibuat berupa silinder ukuran 10 x 20 cm sebanyak 20 sampel untuk masing-masing jenis agregat halus kemudian diamati pengaruhnya terhadap kuat tekan beton pada umur 7, 14, 21, dan 28 hari dengan menggunakan alat Compressing Testing Machine kapasitas 2000 Kn.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat tekan karakteristik sampel gamping (SPG) sebesar 17.710 Mpa, sedangkan kuat tekan karakteristik sampel pasir alam (SPP) sebesar 17.024 Mpa. Dari hasil tersebut sampel SPG mengalami peningkatan kuat tekan karakteristik sebesar 0.038% dibandingkan dengan sampel SPP.