Kondensor merupakan ungsi untuk mengkondensasikan uap bekas dari suatu alat perpindahan panas utama yang berada pada PLTU Jeneponto 2 x 125 MW. Kondensor berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas dari low preassure turbine menjadi air kondensat. Air kondensat akan digunakan kembali sebagai air pengisi boiler. Kondensor merupakan komponen utama pada siklus PLTU yang menjadi penyebab terbesar terjadinya losses pada siklus dan dapat mempengaruhi efisiensi suatu pembangkit. Mengingat pentingnya suatu kondensor dalam unit, maka perlu diketahui seberapa besar pengaruh air pendingin kondensor terhadap performa pembangkit dilihat dari temperatur air pendingin.
Metode yang digunakan untuk menganalisa pengaruh air pendingin terhadap kondensor terhadap performa pembangkit dengan melakukan pengambilan pengumpulkan data yang berhubungan dengan tinjauan literatur, kemudian melakukan perhitungan berdasarkan rumus yang diperoleh dari beberapa referensi sehingga akan diperoleh nilai efektivitas dari sistem pembangkit. Analisis hasil perhitungan didapatkan nilai efisiensi tertinggi pada unit 1 terjadi pada temperatur ∆Tm = 12,813 ᵒC diperoleh efisiensi Ƞsp = 42,781 % dan efisiensi terendah pada temperatur ∆Tm = 13,999 ᵒC diperoleh Ƞsp = 34,618 % sedangkan untuk unit 2 nilai efisiensi tertinggi didapat dari temperatur ∆Tm = 11,748 ᵒC diperoleh efisiensi Ƞsp = 32,935 % dan untuk efisiensi terendah didapat pada temperatur ∆Tm = 12,51 ᵒC diperoleh efisiensi Ƞsp = 29,831 %. Sehingga dapat diketahui bahwa semakin rendah temperatur (∆Tm) maka semakin tinggi nilai efektivitas sistem pembangkit.
Hasil dari penelitian ini bahwa perusahaan dapat mengetahui pengaruh air pendingin masukan dan keluaran serta mengetahui pengaruh mass flow rate pada sistem kondensor terhadap performa PLTU Jeneponto unit 1 dan 2
Kata Kunci : efesiensi, air pendingin kondensor