Indonesia merupakan negara kepulauan dengan lahan pertanian yang cukup luas sehingga sebagian penduduknya bermata pencarian sebagai petani. Untuk menghasilkan tanaman yang berkualitas bagus tidak terlepas dari pupuk, sehingga permintaan akan pupuk semakin meningkat. Salah satu jenis pupuk yang digunakan yaitu pupuk Diammonium Phosphat (DAP). Selain digunakan di sektor pertanian, Diammonium phosphat juga digunakan pada industri rokok, industri makanan, industri pakaian, serta industri elektronik.
Diammonium Phosphat dibuat dengan mereaksikan amonia (NH3) dengan asam fosfat (H3PO4) pada reaktor RATB selama 30 menit pada suhu 115 ⁰C dengan tekanan 1 atm. Pabrik Diammonium Phosfat dengan kapasitas 80.000 Ton/Tahun membutuhkan bahan baku amonia (NH3) sebesar 1845,2727 kg/jam dan asam fosfat (H3PO4) sebesar 11063,0111 kg/jam. Kebutuhan utilitas terdiri dari steam sebesar 3961 kg/jam, air 22385 kg/jam, listrik 121,6387 kW, dan bahan bakar 230,9006 L/jam.
Pabrik Diammonium Phosphat direncanakan akan didirikan di kawasan JIIPE Gresik, Jawa Timur. Perusahaan berbentuk perseroan terbatas (PT) dengan jumlah karyawan sebanyak 206 orang. Pabrik beroperasi 24 jam setiap hari selama 330 hari per tahun dengan pembagian jam kerja dilakukan berdasarkan sistem shift untuk karyawan operasional.
Berdasarkan perhitungan analisa ekonomi untuk pendirian pabrik Diammonium Phosphat, total investasi yang dibutuhkan sebesar terdiri dari modal tetap Rp. 529.537.335.513 dan modal kerja Rp. 255.634.325.162. Harga jual produk sebesar Rp. 1.672.825.280.000 per tahun dengan keuntungan sebelum pajak sebesar 28% dan keuntungan sesudah pajak sebesar 20%. Profitabilitas meliputi POT sebelum pajak 2,60 tahun dan POT sesudah pajak 3,34 tahun. Break even point (BEP) sebesar 53% , Shut Down Point sebesar 35% dan IRR sebesar 23,29%.