Semakin meningkatnya jumlah pedagang kaki lima baik di perkotaan maupun
di pedesaan membawa dampak bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia, tetapi juga
menimbulkan permasalahan baru terkait bertambahnya konsumsi energi listrik
untuk lampu penerangan. Salah satu sumber listrik yang digunakan berasal dari
Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan biaya yang tidak sedikit. Pada umumnya
pedagang kaki lima khususnya pedagang bakso menggunakan panci untuk proses
produksinya. Untuk meminimalisir biaya yang diperlukan dalam penggunaan listrik
sehari-hari ketika sedang berdagang,dimunculkanlah inisiatif untuk memanfaatkan
energi panas panci bakso untuk diubah menjadi energi listrik yang dapat digunakan
sebagai sumber penerangan agar panas panci bakso tersebut tidak terbuang sia-sia
dengan menggunakan elemen termoelektrik.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar daya yang bisa
dihasilkan oleh pembangkit listrik berbasis termoelektrik ini dengan memanfaatkan
panas panci bakso sebagai sumber energi alternatif. Pelaksanaan kegiatan diawali
dengan perancangan instalasi penerangan, pembuatan dan pengujian pembangkit
daya termoelektrik yang dirangkai secara seri, paralel, dan campuran, serta evaluasi
dan penyempurnaan instalasi penerangan, selanjutnya dilakukan pengambilan data
dengan teknik pengujian kemudian dilakukan analisa data.
Berdasarkan hasil kegiatan dan deskripsi dengan sepuluh modul termoelektrik
tipe TEG SP1848-27145 yang dipasang pada permukaan panci menghasilkan
keluaran daya dari pembangkit termoelektrik terbesar ketika dirangkai secara seri
dan paralel yaitu 0,135 Watt dengan perbedaan temperature 40 ℃ pada saat panci
dipanasi selama 60 menit dengan menggunakan beban lampu LED DC SMD 5050.