Salah satu energi yang paling dibutuhkan manusia adalah energi listrik. Energi listrik selama ini paling banyak dihasilkan dari konversi energi fosil menjadi energi listrik, Namun peningkatan kebutuhan energi listrik tersebut tidak diiringi dengan ketersediaan cadangan energi fosil yang memadai. Salah satu sumber energi alternatif yang sering diabaikan adalah energi getaran. Selama ini getaran hanya diukur justru untuk diredam demi mengurangi kemungkinan terjadinya fracture, atau keretakan yang berujung pada kerusakan, padahal energi getaran tersebut dapat dimanfaatkan dengan cara dikonversi menjadi energi listrik dengan menggunakan material Piezoelectric.
Getaran yang dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik melalui material Piezoelectric memiliki frekuensi yang sangat tinggi sehingga harus didesain suatu alat yang dapat melekatkan material Piezoelectric ke Turbin Air tanpa memodifikasi, merusak, dan mengganggu body dari turbin air. Pengambilan data frekuensi, amplitude, dan tegangan dilakukan dengan memvariasikan posisi peletakan material piezoelectric, beban untuk piezoelectric, dan panjang beam.
Penelitian dilakukan pada mesin Turbin air di Lab. Konversi Energi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Ujung Pandang. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan ditemukan bahwa posisi terbaik untuk penempatan material Piezoelectric atau posisi yang menghasilkan tegangan tertinggi berada pada posisi 4 (Kopling) dengan nilai frekuensi 72.19 Hz dan amplitudo 1.55 m/s2 serta tegangan listrik yang dihasilkan 366.29 mV. Semakin lama turbin beroperasi, maka semakin besar nilai tegangan yang tersimpan pada kapasitor. Pada kondisi yang dapat menghasilkan tegangan terbesar yaitu tanpa beam, tanpa simpangan awal dan dengan massa 20.2 gr.