Gangguan merupakan sesuatu yang tidak dapat terhindarkan dalam proses pelayanan penyaluran sistem tenaga listrik. Gangguan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor dan tentu saja menyebabkan kerugian dari pihak PT. PLN (Persero) maupun pelanggan. Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan rencana yang jelas untuk mengidentifikasikan jenis gangguan agar dapat dilakukan tindakan lebih lanjut untuk meminimalisirnya sehingga kontinuitas pelayanan sistem tenaga listrik dapat terjaga. Dalam kegiatan ini data yang digunakan yaitu data gangguan yang terdapat pada Laporan Gangguan Tegangan Menengah PT. PLN. Di laporan gangguan terdapat data frekuensi gangguan dan durasi padam yang digunakan untuk mendapatkan nilai indeks SAIDI dan SAIFI sebagai penentu faktor dominan gangguan serta data daya tidak tersalurkan besar untuk melihat nilai kerugian PT. PLN.
Berdasarkan hasil kegiatan dan deskripsi didapatkan faktor dominan penyebab gangguan untuk tahun 2018 jika dilihat dari nilai SAIFI yaitu gangguan akibat layang-layang/umbul-umbul (E-4) dengan nilai SAIFI 11,68 kali/pelanggan/tahun sementara jika dilihat dari nilai SAIDI yaitu gangguan akibat pohon (E-1) dengan nilai SAIDI 2,39 jam/pelanggan/tahun. Untuk tahun 2019 jika dilihat dari nilai SAIFI faktor dominan penyebab gangguan yaitu gangguan akibat layang-layang/umbul-umbul (E-4) dengan nilai SAIFI 12,62 kali/pelanggan/tahun sementara jika dilihat dari nilai SAIDI yaitu gangguan akibat bencana alam (E-2) dengan nilai SAIDI 11,7 jam/pelanggan/tahun. Pada enam bulan pertama tahun 2020 faktor dominan penyebab gangguan jika dilihat dari nilai SAIFI maupun SAIDI yaitu gangguan akibat bencana alam (E-2) dengan nilai SAIFI 1,67 kali/pelanggan dan nilai SAIDI 3,22 jam/pelanggan. Energi yang tidak tersalurkan akibat gangguan yaitu pada tahun 2018 sebesar 417.155 kWh, tahun 2019 sebesar 955.136 kWh, dan pada enam bulan pertama tahun 2020 sebesar 234.676 kWh.