Pemutus tenaga merupakan peralatan yang sangat vital dalam sistem di gardu induk karena pemutus tenaga merupakan peralatan yang akan memutus arus beban saat adanya gangguan. Mengingat pentingnya peranan PMT pada pengoperasian sistem tenaga listrik maka dibutuhkan suatu kegiatan pemeliharaan peralatan Pemutus tenaga. Salah satu jenis pemelihaaran pada PMT adalah pengujian shutdown measurement (inspeksi level 3). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui langkah-langkah pengujian shutdown measurement dan evaluasi kelayakan hasil pengujian shutdown measurement nya. Dalam penelitian ini, objek yang diuji adalah pemutus tenaga 150 kV pada bay trafo #2 Gardu Induk Tanjung Bunga. Metode penelitian dilakukan melalui studi literatur, wawancara dan observasi secara langsung. Data-data hasil pengujian shutdown measurement berupa pengukuran tahanan isolasi, tahanan kontak, waktu buka/tutup dan keserempakan, serta tahanan pentanahan yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai ketentuan standar PT. PLN (Persero) sehingga dapat dinyatakan laik tidaknya peralatan tersebut. Berdasarkan empat parameter pengujian shutdown measurement PMT meliputi pengukuran tahanan isolasi, pengukuran tahanan kontak, pengukuran waktu buka/tutup dan keserempakan, serta pengukuran tahanan pentanahan hasilnya menunjukkan bahwa tahanan isolasi terkecil sebesar 50,8 GΩ (standar ≥ 0,15 GΩ), pengukuran tahanan kontak tertinggi sebesar 26,66 µΩ (standar ≤ 100 µΩ), pengukuran waktu buka tertinggi sebesar 35,5 mS (standar 34-37 mS), pengukuran waktu tutup tertinggi sebesar 59,5 mS (standar 58-66 mS), pengukuran tahanan pentanahan sebesar 0,3 Ω (standar ≤ 1 Ω). Dari hasil pengujiannya dapat dinyatakan PMT tersebut laik operasi untuk periode tahun 2020.