Keandalan suatu pembangkit dapat dilihat dari segi efisiensi termal sistemnya. Salah satu cara meningkatkan efisiensi termal yakni dengan menerapkan sistem uap ekstraksi turbin pada siklus rankine. Sistem uap ekstraksi turbin adalah proses pemanfaatan sebagian uap dari turbin atau pengalihan energi termal uap untuk memanaskan feedwater sebelum dipompa memasuki HRSG.
Pengambilan data berupa temperatur, tekanan, dan laju aliran massa ekstraksi turbin dilakukan di PLTGU Sengkang blok II. Peneliti melakukan perhitungan data secara manual menggunakan rumus konvensional untuk hasil data aktual, kemudian membuat pemodelan dan simulasi sistem menggunakan software Cycle Tempo. Setelah itu, dilakukan variasi tekanan uap ekstraksi dengan nilai 36,2 kPa, 60 kPa, 80 kPa, 95 kPa, 126 kPa. Selanjutnya, data divalidasi untuk pengujian. Dari hasil simulasi, diperoleh data dan grafik efisiensi termal sistem dari variasi penggunaan tekanan uap ekstraksi.
Secara berturut-turut, hasil validasi data aktual dan simulasi untuk penggunaan tekanan uap ekstraksi terhadap efisiensi termal sistem yaitu untuk 36,2 kPa adalah 35,55% dan 32,73%, untuk 60 kPa adalah 37,45% dan 34,71%, untuk 80 kPa adalah 39,34% dan 36,68%, untuk 95 kPa adalah 39,42% dan 37,38%, serta untuk 126 kPa adalah 39,92% dan 37,99%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar tekanan uap ekstraksi turbin maka semakin besar pula efisiensi termal sistem yang dihasilkan. Oleh karena itu, nilai efisiensi termal tertinggi yang diperoleh berada pada tekanan 126 kPa.