Indonesia merupakan salah satu negara yang banyak mengekspor minyak, baik minyak mentah ataupun minyak atsiri. Untuk minyak atsiri sendiri tanaman nilam merupakan tanaman yang paling banyak memberikan kontribusi ekspor minyak atsiri Indonesia yang menyumbang 50% devisa dari total ekspor minyak atsiri Indonesia secara keseluruhan. Selain itu, Indonesia merupakan pemasok minyak nilam terbesar dipasar dunia dengan kontribusi 70%. Kebutuhan dunia akan minyak atsiri yang berasal dari tanaman nilam saat ini berkisar 600-800 ton/tahun.
Tanaman nilam (Pogostemon Cablin Benth) merupakan tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri yang mempunyai aroma yang sangat kuat digunakan sebagi bahan pengikat dalam industri minyak wangi (parfum), atau dalam industri kosmetik lainnya. Pusat produksi tanaman nilam di Indonesia terdapat di Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Sumatra Utara, Riau, dan Nangroe
Aceh Darussalam, kemudian berkembang di Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulewesi Tenggara, Sulewesi Selatan dan beberapa di daerah lainnya.
Untuk mendapatkan minyak nilam, tanaman nilam terlebih dahulu diproses dengan beberapa tahap. Umumnya para petani di Sulawesi Selatan, kabupaten Luwu Utara mengolah tanaman nilam dengan cara tanaman nilam yang telah siap panen dicabut. Kemudian, dikumpulkan disatu tempat yang terhindar dari sinar matahari. Setelah itu, tanam an nilam dicacah agar minyak yang dihasilkan lebih banyak. Selanjutnya hasil tanaman nilam dikeringkan di bawah terik sinar matahari selama 2-3 hari, setelah proses pengeringan selesai tahap selanjutnya adalah penyulingan yang berlangsung di dalam ketel dengan menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar penyulingan.