Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah kebutuhan persediaan barang dagang, tingkat pemesanan ekonomis, menentukan persediaan pengaman, titik pemesanan kembali dan untuk mengetahui mekanisme pengendalian persediaan barang dagang pada Toko Amal Jaya, baik pada kondisi stabil maupun tidak stabil.

Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang berhubugan dengan pengendalian persediaan. Penelitian ini merupakan studi kasus mengenai pengendalian persediaan barang dagang pada Toko Amal Jaya dengan menggunkana metode EOQ. Analisis dilakukan untuk periode Juli sampai Desember 2016.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah kebutuhan barang dagang dalam enam bulan untuk Semen Holcim adalah sebanyak 1.599 zak dan untuk Cat Avian 100 ml sebanyak 1.091 kaleng. Tingkat pemesanan persediaan barang dagang yang paling optimal dalam enam bulan yaitu sebanyak 138 zak dengan frekuensi pemesanan sebanyak 12 kali pemesanan untuk Semen Holcim dan 79 kaleng dengan frekuensi 14 kali pemesanan untuk Cat Avian 100 ml. Titik pemesanan kembali (Reorder Point) untuk Semen Holcim adalah sebanyak 57 zak dengan persediaan pengaman (Safety Stock) sebanyak 48 zak. Adapun untuk Cat Avian 100 ml titik pemesanan kembali (Reorder Point) yaitu sebanyak 17 kaleng dengan persediaan pengaman (Safety Stock) sebanyak 11 kaleng. Pada saat permintaan stabil, pemesanan Semen Holcim dilakukan untuk kebutuhan 15 hari sedangkan untuk Cat Avian 100 ml pemesanan dilakukan untuk kebutuhan 13 hari. Ketika terjadi kelebihan permintaan, maka perusahaan perlu melakukan percepatan pemesanan dari kondisi stabil dan ketika terjadi kekurangan permintaan maka hal yang perlu dilakukan perusahaan adalah memperlambat pemesanan barang dagang dari kondisi stabil.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode EOQ perusahaan dapat melakukan penghematan pada persediaan barang dagang dan menentukan titik pemesanan kembali dan persediaan pengaman secara efektif.