Struktur ruang aula gedung kantor Kejaksaan Negeri Makassar
menggunakan beton bertulang yang memiliki empat kolom ditengah aula sehingga
menghalangi pandangan dan membuat area aula terlihat sempit. Untuk itu perlu,
alternatif penggunaan material yang sesuai untuk bentang lebar (tanpa kolom
tengah yakni material baja seperti baja castella. Dengan mengganti material
struktur ruang aula menjadi baja castella tentu mempengaruhi perencanaan biaya
dan berat sendiri struktur yang dapat mempengaruhi pula frekuensi alami gedung.
Penelitian ini bertujuan untuk:[1] mendesain elemen balok baja castella
pada ruang aula kantor Kejaksaan Negeri Makassar, [2] menghitung frekuensi
alami gedung dan lendutan yang terjadi pada balok castella sebelum dan setelah
diganti balok baja castella, [3] menghitung perbandingan biaya material pada ruang
aula Kantor Kejaksaan Negeri sebelum dan setelah menggunakan baja castella.
Penelitian ini dilakukan dengan memodelkan dan menganalisis gedung eksisting
(Model 1) dalam ETABS v.18.Selanjutnya, memodelkan ulang stuktur pada ruang
aula menjadi 2 model. Model 2 mengganti struktur ruang aula material beton
menjadi full struktur baja, dimana balok ruang aula diganti menjadi balok castella
dan kolom dan empat kolom ditengah dihilangkan. Model 3 mengganti balok
rooftop di ruang aula menjadi balok castella dan mengganti sebagian kolom yang
menopang balok castella dengan kolom komposit serta empat kolom yang ditengah
ruang aula dihilangkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: [1] penampang baja castella yang
sama yakni profil HB 750.300.12.19 yang menghubungkan antar kolom sepanjang
12 m dan profil HB 600.300.12.16 menghubungan antar balok sepanjang 18 m, [2]
nilai frekuensi alami gedung eksisting sebesar 1,021 Hz, model 2 1,089 Hz
sedangkan model 3 sebesar 1,033 Hz dan lendutan yang terjadi pada balok castella
aman dari lendutan ijin, [3] biaya material struktur eksisting pada ruang aula sebesar
Rp342.330.273,- ,desain ulang struktur model 2 sebesar Rp796.106.584,- dan
model 3 sebesar Rp745.184.926,