Sebagian besar wilayah Indonesia memiliki tingkat kegemoaan yang
relative tinggi, salah satunya di wilayah Majene, Sulbar. Bencana gempa yang
terjadi pada 14 januari 2021 di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat pada yang
mengakibatkan banyak dampak kerusakan terutama kerusakan pada bangunan
gedung. Berdasarkan kasus tersebut menjadi perhatian di bidang ilmu rekayasa sipil
untuk mampu merancang metode perbaikan terhadap bangunan yang masih
memiliki potensi bisa di gunakan kembali
Salah satu bangunan gedung yang terkena dampak gempa tersebut adalah
bangunan gedung BPJS Kesehatan Mamuju. Saat Ini kondisi bangunan gedung
BPJS Kesehatan Mamuju mengalami keretakan pada bagian struktur dan non
strukturnya.
Skripsi ini dilakukan untuk mengidentifikasi kerusakan – kerusakan yang
terjadi pada bangunan gedung akibat gempa menggunakan alat non-dstructive test,
memberikan rekomendasi perbaikan pada bangunan tersebut dan memberikan
rencana anggara biaya perbaikan.
Hasil identifikasi dan evaluasi menunjukkan kerusakan yang terjadi pada
bangunan tersebut masuk dalam kategori kerusakan ringan struktural sehingga
perlu di rencanakan metode perbaikan. Metode perbaikan dan perkuatan pada
kerusakan bangunan gedung berupa perbaikan arsitekutral pada dinding dan lantai
pelapis yang retak, dan perkuatan struktural berupa perbaikan injeksi pada balok
dan kolom yang retak, dengan perkuatan FRP yang tidak memenuhi syarat geser
dan lentur.