Jalan raya yang berada di sekitar pantai kemungkinan besar akan terkena rendaman air laut saat pasang terjadi yang mengakibatkan resapan air laut masuk dalam pori-pori jalan raya yang kemungkinan besar akan merusak struktur pengaspalan yang ada. Oleh karena itu untuk mengetahui bagaimana karaktersitik perkerasan aspal jika terendam air laut selama beberapa hari, maka kami menggunakan variasi perendaman air laut. Penggunaan agregat halus yang terus menerus dalam jumlah yang besar tentu akan menimbulkan masalah lingkungan di sekitar daerah penambangan. Untuk membatasi penggunaan agegat baru (fresh aggregate) dari alam ini sudah banyak dikembangkan teknologi daur ulang untuk perkerasan jalan. Penggunaan bahan limbah untuk perkerasan jalan yang baru sudah banyak dilakukan. Salah satu bahan limbah yang akan dicoba untuk mengganti agregat baru pada penelitian ini yaitu bottom ash yang merupakan hasil pembakaran batubara.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah maksimum penggunaan bottom ash dalam campuran AC-WC yang memenuhi spesifikasi, untuk mengetahui nilai kadar aspal optimum (KAO) dalam campuran AC-WC yang menggunakan bottom ash, dan untuk mengetahui karakteristik campuran AC-WC menggunakan bottom ash.
Penelitian ini menggunakan metode coba-coba (Trial and Error untuk campuran AC-WC) agar diperoleh proporsi agregat untuk campuran AC-WC yaitu menentukan terlebih dahulu persentase dari masing-masing agregat kemudian hasil penggabungan agregat diperoleh melalui perkalian persentase dengan persen lolos dari agregat, selanjutnya hasil perkalian tersebut masing-masing dijumlahkan dan menghasilkan komposisi campuran. Untuk perendaman terdapat lima variasi perendaman yaitu, perendaman dengan air PAM selama 1x24 jam dan perendaman dengan air laut dengan waktu 1 x 24 jam, 2 x 24 am, 3 x 24 jam, dan 4 x 24 jam.

Hasil penelitian ini menunjukkan maksimum bottom ash yang memenuhi rancangan campuran AC-WC ialah sebesar 17.1 %. Karakteristik pada campuran Aspal Beton Asphalt Concrete-Wearing Course (AC-WC) dengan variasi perendaman dengan air PAM selama 1x24 jam dan perendaman dengan air laut dengan waktu 1 x 24 jam, 2 x 24 am, 3 x 24 jam, dan 4 x 24 jam menghasilkan nilai berat isi yang cenderung turun, nilai VIM yang cenderung naik, nilai VMA yang cenderung naik, nilai VFB yang cenderung turun, nilai stabilitas yang menurun, dan nilai flow cenderung naik, seiring bertambahnya durasi perendaman