(Muh. Rahmat dan Afrid ), penggunaan batu gamping dolomitan sebagai bahan tambah filler pada HRS-WC(DR. Yatti Sugiarti, M.P. Martha Manganta, ST)
Di Indonesia pada umumnya menggunakan lapisan permukaan konvensional berupa lapis tipis aspal beton (Lataston) atau Hot Rolled Shet - Wearing Course
(HRS – WC), tetapi kinerja dari lapisan permukaan ini tidak terlalu memuaskan dan kerusakan dini sering terjadi. Hal tersebut dimungkinkan oleh beberapa faktor di antaranya adalah genangan air hujan yang bersifat asam sehingga logam besi, nikel dan belerang yang dikandung oleh aspal mudah larut ketika bereaksi dengan asam.
Salah satu material yang sering digunakan untuk menetralisir asam adalah batu gamping dolomitan, material ini dapat ditemukan dalam jumlah yang besar di Kabupaten Selayar, batu ini sering digunakan oleh petani untuk menetralisir asam tanah yang akan digunakan untuk bercocok tanam.
Pada penelitian ini digunakan kapur dari batu gamping dolomitan sebagai tambahan filler dengan kadar yang variabel dari berat briket untuk mengetahui karakteristik HRS-WC. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Metode Marshall Test yang bertujuan mengetahui karakteristik, kinerja campuran, dan kadar optimum penggunaan aspal pada campuran HRS-WC yang telah ditambah dengan batu gamping dolomitan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari pengujian Marshall diperoleh kadar aspal 7,4% (kadar aspal optimum), sedangkan pada perendaman 24 jam diperoleh nilai stabilitas sisa sebesar 98,97%. Nilai ini berada di atas nilai yang dipersyaratkan (min 90%). Ini menunjukkan bahwa kapur dari batu gamping dolomitan dapat digunakan dalam campuran HRS-WC.