Meningkatnya krisis energi minyak bumi terjadi akibat ketergantunganpemenuhan energi bahan bakar yang berasal dari fosil yang ketersediaannya semakin berkurang dan tidak dapat diperbaharui. Oleh karena itu perlu sumber energi alternatif yang dapat diperbaharui antara lain bioetanol. Bioetanol dapat diproduksi dengan menggunakan bahan baku yang mengandung pati atau karbohidrat. Salah satu sumber karbohidrat yang tinggi adalah pada bekatul padi yaitu sebesar 67,58 – 72,74%.
Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui pengaruh konsentrasi asam untuk menghasilkan kadar glukosa tertinggi pada proses hidrolisis bekatul padi dan 2) kondisi optimum fermentasi dengan variasi waktu dan variasi berat ragi roti untukmengubah glukosa menjadi bioetanol.
Metode penelitian yang digunakan adalah proses hidrolisis dengan HCl, fermentasi dengan Saccharomyces cerevisiae, pemurnian dengan menggunakan destilasi sederhana dan penentuan kadar bioethanol dengan pengukuran indeks bias. Variasi yang digunakan pada penelitian ini adalah konsentasi HCl pada proses hidrolisis yaitu 2 M; 3 M; 4 M dan 5 M dan pada proses fermentasi menggunakan variasi massa ragi yaitu 1 g; 1,5 g; 2 g dan 2 g serta variasi waktu fermentasi 3, 5, 7, dan 9 hari.
Berdasarkan hasil penelitian , pada proses hidrolisis semakin tinggi konsentrasi asam klorida maka semakin tinggi pula kadar glukosa yang di dapatkan. Namun, dapat menurun apabila telah mencapai maksimum yield. Konsentrasi asam klorida yang optimum digunakan yaitu 3 M dengan kadar glukosa sebesar 12,2% dan kondisi optimum pada proses fermentasi terjadi pada waktu fermentasi 7 hari dengan massa ragi 2,5 yaitu menghasilkan konsentrasi bioetanol 7,29%.