Jerami padi merupakan limbah pertanian mengandung selulosa yang berpotensi sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. Pabrik bioetanol dengan kapasitas 12.000 ton/tahun akan didirikan pada tahun 2023 di Desa Mattirowalie, Kecamatan Bontocani, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan dengan pertimbangan ekonomi dan analisis potensi ketersediaan bahan baku jerami padi yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bioetanol serta dapat mengurangi jumlah impor bioetanol di Indonesia. Pabrik bioetanol direncanakan beroperasi selama 330 hari/tahun dengan luas tanah yang dibutuhkan 23.000 m2.
Proses pembuatan bioetanol dilakukan dalam enam tahapan proses yaitu tahap penyediaan bahan baku, delignifikasi dengan NaOH 2%, hidrolisis menggunakan katalis H2SO4 1%, fermentasi dengan bantuan yeast dan destilasi dengan tipe sieve tray serta dehidrasi dengan menggunakan moleculer sieve zeolite untuk memperoleh kemurnian etanol 99,5%.
Pabrik bioetanol dilengkapi dengan unit penyediaan air sebesar 365.273,6682 kg/jam dengan kebutuhan bahan bakar solar yaitu 885,58 L/jam dan dilengkapi dengan unit penyediaan kebutuhan listrik serta unit pengolahan limbah dengan total karyawan 122 orang.
Hasil analisis ekonomi pabrik pembuatan bioetanol dari jerami padi diperoleh Total Fixed Capital Investment (FCI) Rp 201.287.784.660,07 dan Working Capital Investment (WCI) Rp 22.365.309.406,67. Analisa kelayakan ada 6 yaitu Profit On Sale (POS) 26,05%, Return on Investment (ROI) 28,29%, Pay Out Time (POT) 2,61 tahun, Break Event Point (BEP) 41,87%, Shut Down Point (SDP) 19,91% dan Discounted Cash Flow (DCF) 35,74%. Berdasarkan hasil perhitungan analisis ekonomi dapat disimpulkan bahwa pra rancangan pabrik bioetanol ini layak untuk ditindak lanjuti oleh investor ke tahap perancangan sesuai prosedur yang telah direncanakan.