Proses pengolahan CPO harus memperhatikan ekstraksi pada produk dan efisiensi kinerja alat karena mempengaruhi produksi atau rendemen yang diperoleh serta kualitas produk. Berdasarkan SNI 01-2901-2006, kadar air maksimal dalam CPO yaitu 0,5% dan kadar asam lemak bebas (ALB) yaitu 5%. Kadar air yang besar dalam minyak dapat mengakibatkan hidrolisis trigliserida sehingga dapat membentuk ALB, maka stasiun pemurnian minyak (klarifikasi) diperlukan untuk tahap pengeringan salah satunya adalah vacuum dryer. Vacuum dryer berfungsi dalam mengurangi kadar air dalam CPO dengan menggunakan suhu dan tekanan yang lebih rendah. Adapun tujuan tugas akhir ini yaitu menentukan kadar air dan ALB serta efisiensi vacuum dryer saat beroperasi.
Pengumpulan data dilakukan setiap hari dengan cara mengamati sambil mencatat suhu input dan output dari vacuum dryer, kemudian dilakukan pengambilan CPO input dan output untuk dianalisis kadar air dan ALB dengan menggunakan alat foss nirs DA 1650 (metode Analisis Gelombang Infra Red). Efisiensi vacuum dryer dihitung dengan menggunakan perhitungan neraca massa dan neraca panasnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi vacuum dryer dilihat dari pengurangan kadar air, efisiensi panas, dan losses panas yaitu masing-masing sebesar 60,94%, 75,87%, dan 24,13%. Kadar ALB-nya konstan karena tidak terjadi kenaikan atau penurunan ALB saat proses vacuum yang berlangsung cepat.