Pendapatan merupakan salah satu unsur penting dalam penyajian informasi pada laporan laba rugi. Salah satu penentu besarnya laba atau rugi adalah pendapatan. Oleh karena diperlukan analisis pengakuan pendapatan yang baik sehingga dapat menghindari kerugian yang diakibatkan kesalahan dalam pengakuan pendapatan, dan pada akhirnya dapat mencapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba yang optimal dan menjamin kontinuitas perusahaan.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengakuan pendapatan pada perusahaan penjaminan untuk mengetahui apakah metode yang diterapkan perusahaan telah sesuai dengan PSAK 23. Penelitian ini dimulai dengan mengevaluasi setiap sumber pendapatan perusahaan dan beban yang dikeluarkan. Selain itu, pada penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengakuan pendapatan dan beban pada laporan laba rugi. Pengakuan pendapatan dan beban dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu cash basis dan accrual basis
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa salah satu sumber pendapatan perusahaan yaitu pendapatan Imbal Jasa penjamin tidak sesuai dengan PSAK 23 sehingga besarnya jumlah pendapatan imbal jasa penjaminan diakui terlalu besar pada periode pelaporan laba rugi. Dimana pencatatan pendapatan Imbal Jasa penjamin menurut perusahaan yaitu sebesar Rp. 91.681.758.445 sedangkan pendapatan Imbal Jasa penjamin menurut PSAK 23 yaitu sebesar Rp. 91,674.610.946.