PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan. Pada laporan laba rugi komersil perusahaan mengalami kerugian sehingga tidak diharuskan untuk membayar pajak. Akan tetapi, berdasarkan laporan laba rugi fiskal, PT.XYZ memperoleh laba dan ini berdampak pada pajak yang harus dibayarkan. Perbedaan ini diakibatkan karena adanya perbedaan pengakuan biaya dan pendapatan. Masalah ini dapat diatasi dengan memanfaatkan pengecualian dan keringan aturan perpajakan yang diperbolehkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi penerapan perencanaan pajak untuk meminimalkan PPh badan pada PT.XYZ. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengolah dan meringkas serta menginterpretasikan data sehingga dapat menggambarkan data tersebut secara memadai.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat menunjukkan bahwa sebelum tax planning PPh 21 Rp. 189,874,525,- setelah tax planning Rp. 203,555,525,- dan PPh badan sebelum tax planning Rp. 3,424,393,674,- setelah tax planning Rp. 3,175,212,561,-, oleh karena itu terjadi penghematan pajak terutang sebesar Rp. 235,500,113,-. Hal tersebut diperoleh dari beberapa strategi perencanaan pajak yang dilakukan pada PT. XYZ. Seperti, mengubah karakteristik biaya non deductible menjadi biaya deductible, mengubah metode pembayaran PPh 21 Karyawan net method menjadi gross up method dan mengubah kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan pemberian natura menjadi biaya yang dapat dijadikan penghasilan bagikaryawan. Adapun perubahan kebijakan tersebut yaitu tunjangan pakaian kerja. Selain itu celah lainnya yang digunakan untuk menghemat pajak adalah biaya perjalanan dinas, biaya entertainment dan biaya sumbangan.