Detergen komersial mengandung surfaktan yang sulit terurai sehingga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan makhluk hidup. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan surfaktan yang ramah lingkungan seperti ekstrak daun bidara dan kulit buah pepaya muda. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi ekstrak dan konsentrasi larutan HCl yang optimum untuk memperoleh biosurfaktan terbaik, untuk menentukan suhu pemanasan dan kecepatan pengadukan yang optimum untuk memperoleh biodetergen terbaik.
Pada pembuatan biosurfaktan menggunakan ekstrak daun bidara dan kulit buah pepaya muda konsentrasi 30, 45, dan 60% dengan penambahan larutan HCl 0,4; 0,6 dan 0,8%. Biosurfaktan yang dihasilkan dianalisis pH, tinggi busa, dan aktivitas enzim protease. Hasil analisis biosurfaktan terbaik digunakan untuk pembuatan biodetergen. Pembuatan biodetergen dilakukan dengan variasi suhu pemanasan (45, 50, dan 60°C) dan kecepatan pengadukan (200, 250, dan 300 rpm). Biodetergen yang dihasilkan dianalisis fisikokimianya sepertia pH, organoleptik, berat jenis dan daya detergensi.
Hasil analisis diperoleh biosurfaktan terbaik pada konsentrasi ekstrak daun bidara dan kulit buah pepaya muda 60% dan HCl 0,6% dengan pH 3,6, tinggi busa 5 cm dan aktivitas enzim protease 0,8919 ±0,04 U/mL. Hasil biodetergen terbaik diperoleh pada suhu 50°C dengan kecepatan pengadukan 300 rpm. Sifat fisikokimia biodetergen sudah sesuai dengan SNI 06-4075-1996 yakni pH 10, berat jenis 1,0611 g/mL dan daya detergensi 16,09 NTU. Di mana pada SNI 06-4075-1996 syarat mutu detergen cair, pH 10-12, berat jenis 1,0-1,3 g/ml dan daya detergensi tertinggi sedangkan hasil pengujian tingkat cemaran biodetergen yang dihasilkan belum memenuhi Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 68 Tahun 2016.