Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) memegang peranan penting dalam pembentukan ekonomi bangsa, namun masih banyak para pelaku usaha yang belum menerapkan pencatatan laporan keuangan yang benar sesuai dengan SAK EMKM belum dilakukan oleh Shopeea Hijab. Pemilik Shopeea Hijab mengaku kesulitan dalam menyusun laporan keuangan, disebabkan kurangnya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan di bidang tersebut. Hal tersebut menyebabkan perusahaan tidak mengetahui secara pasti berapa laba bersih yang diperoleh setiap tahunnya. Oleh karena itu, kegiatan ini bertujuan untuk menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan SAK EMKM.
Metode analisis data yang digunakan dalam kegiatan ini adalah analisis kuantitatif, teknik pengumpulan data pada analisis kuantitatif dengan cara melakukan analisis terhadap dokumen-dokumen yang berisi data dan keterangan yang menunjang dokumen. Dokumen tersebut berupa bukti transaksi dan pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas yang dilakukan oleh pengelola toko. Informasi yang diperoleh dari laporan posisi keuangan menunjukkan total aset Rp168.616.407, liabilitas sebesar Rp8.148.650, dan ekuitas sebesar Rp160.467.757, Laporan laba rugi menunjukkan laba bersih sebesar Rp19.064.825. Data yang diolah menjadi laporan keuangan pada kegiatan ini adalah data transaksi bulan Januari hingga Maret 2020. Data lainnya sebagai data pendukung yaitu kebijakan perusahaan dan data mengenai aset yang dimiliki perusahaan.
Berdasarkan hasil kegiatan dan deskripsi dapat disimpulkan bahwa penyusunan laporan keuangan yang dibuat berdasarkan SAK EMKM yaitu laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi, laporan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan ini disusun berdasarkan analisis transaksi dengan menggunakan sistem akuntansi basis kas (Cash Basis) yaitu metode pencatatan akuntansi yang hanya mencatat transaksi apabila uang benar-benar diterima atau dikeluarkan. Periode laporan keuangan dimulai dari tanggal 1 Januari hingga 31 Maret 2020.