Penekukan (bending process) merupakan pembentukan lembaran logam (sheet metal) stainless steel yang sering dijumpai dalam bidang permesinan. Fenomena yang sering terjadi setelah penekukan pelat berlangsung yang akan memengaruhi hasil akhir sudut penekukan (bending) yakni Springback. Penelitian sebelumnya (Nur, 2019) menghasilkan springback yang relatif jauh dari standar dimana salah satu sudut bending pelat yang dilakukan yaitu 90°.
Penelitian bertujuan mengoptimalkan proses v-bending pada material stainless steel dengan melakukan pengurangan sudut die, sudut punch dan radius punch. Upaya optimalisasi proses v-bending dengan menggunakan metode RSM merupakan solusi yang akan dibangun melalui penelitian ini sehingga efisiensi penekukan dapat meningkat secara signifikan. Metode yang digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi optimalisasi proses v-bending yakni RSM. Pemilihan metode RSM sebagai salah satu perangkat statistik dapat memudahkan peneliti untuk memahami sudut punch mana yang menghasilkan springback paling kecil pada penekukan material stainless steel.
Tahapan penelitian yang dilakukan ialah pembuatan, pengujian, optimasi dan analisa data hasil pengujian. Metode penelitian dilakukan dengan pemilihan tempat dan waktu, alat dan bahan, prosedur dan langkah kerja, dan proses pengujian.
Kesimpulan penelitian, bahwa semakin besar sudut punch dan semakin kecil radius punch maka semakin kecil springback yang terbentuk. Hal ini didapatkan dari hasil optimasi dari metode RSM, yang menghasilkan sudut bending mendekati 90º ialah sudut punch 87.5° radius punch 1 mm untuk tebal pelat 1 mm, dan sudut punch 90° radius punch 1 mm untuk tebal pelat 2 mm. Lalu berdasarkan pengujian yang dilakukan, semakin panjang langkah penekanan (stroke), springback yang dihasilkan akan semakin kecil. Adapun faktor-faktor penyebab besar kecilnya nilai springback, antara lain stroke, sudut dan radius Punch, dan sudut Die.

Kata Kunci : Bending, Springback, RSM, Punch.