Piutang tak tertagih timbul karena adanya pelanggan yang tidak bisa membayar karena menurunnya omzet penjualan sebagai akibat dari lesunya perekonomian dan kebangkrutan dialami debitur. Piutang tak tertagih merupakan suatu kerugian, dan kerugian ini dicatat sebagai beban yaitu beban piutang tak tertagih yang disajikan dalam laporan laba rugi. Peningkatan nilai piutang tak tertagih dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 yang cukup besar juga diikuti dengan peningkatan nilai piutang perusahaan. Sehingga perlu dilakukan analisis terhadap piutang agar perusahaan tidak mengalami kerugian atas peningkatan nilai piutang tak tertagih tersebut.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengendalian piutang pada PT Amanah Finance. Variabel yang digunakan dalam menilai pengendalian piutang pada penelitian ini yaitu mengukur tingkat perputaran piutang pada perusahaan kemudian mengukur rata-rata pengumpulan piutang perusahaan. Selanjutnya dalam menilai pengendalian piutang dilakukan evaluasi terkait kebijakan termin kredit yang berlaku dengan memberikan beberapa ilustrasi.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang perusahaan yaitu tahun 2014 sebesar 1.43 kali, tahun 2015 sebesar 2.18 kali dan tahun 2016 sebesar 1.60 kali. Rata-rata pengumpulan piutang perusahaan yaitu tahun 2014 selama 251 hari, tahun 2015 selama 165 hari dan tahun 2016 selama 225 hari. Sedangkan ilustrasi kebijakan termin kredit yaitu net 10 yang memberikan keuntungan terbesar bagi perusahaan yaitu Rp 162.829.383.269.