Pada umumnya, petani mengandalkan panas matahari pada proses pengeringan gabah karena teknologi yang masih terbatas dan biaya yang murah, dalam proses pengeringannya masih mengandalkan sumber panas sinar matahari.
Dalam proses pengeringan gabah membutuhkan lahan yang cukup luas serta waktu yang diperlukan untuk mengeringkan gabah terbilang lama yakni 6-7 jam/hari jika cuaca stabil, pada proses pengeringan setiap 2 jam sekali gabah harus di aduk atau dibalikkan untuk mendapatkan kekeringan gabah yang merata. Namun, untuk memperoleh gabah yang keringnya merata terbilang sulit karena suhu panas sinar matahari yang tidak stabil dan selalu berubah-ubah. Maka dari itu, dilakukan pembuatan mesin pengering gabah dengan menggunakan sistem pengaduk screw sehingga membantu petani dalam mengeringkan gabah, kegiatan pembuatan mesin pengering ini dilakukan di Bengkel Las Politeknik Negeri Ujung Pandang.
Kegiatan ini diawali dengan perancangan atau desain modifikasi mesin, dan perakitan. Hasil perancangan atau desain mesin pengering gabah memiliki dimensi 145 x 170 x 60. Selanjutnya, proses pengujian dilakukan sebanyak 2 kali menggunakan bahan bakar tempurung kelapa dengan waktu pengeringan 10-20 menit dengan berat gabah 37 Kg.
Dengan menggunakan mesin pengering gabah ini mampu mengeringkan gabah yang awal kadar airnya 34,9% menjadi 12,4% yang artinya pengeringan ini mampu mendapatkan kualitas gabah sesuai dengan standar mutu, dimana standar kadar air gabah dikisaran 12-14%.
Melihat hal ini, mesin pengering gabah dapat digunakan petani untuk mengeringkan gabah sehingga dapat mempermudah petani dalam mengeringkan gabah dapat meminimalisir waktu pengeringan gabah.