Ketidakseimbangan beban pada suatu sistem distribusi tenaga listrik terjadi diakibatkan oleh ketidakseimbangan beban-beban satu fasa pada pelanggan jaringan tegangan rendah. Akibat dari ketidakseimbangan beban adalah munculnya arus pada netral transformator. Arus yang mengalir pada netral transformator menyebabkan terjadinya losses (rugi-rugi). Semakin besarnya ketidakseimbangan beban, maka arus netral dan losses juga besar. Metode analisis perhitungan menggunakan software MATLAB. Berdasarkan data hasil penyeimbangan beban pada gardu GT.MSO030 Penyulang Benteng Somba Opu sebelum diseimbangkan ketidakseimbangan antar fasanya, yaitu pada keadaan LWBP 26% dan pada keadaan WBP 27%. Sedangkan setelah diseimbangkan ketidaksimbangan antar fasanya menjadi berkurang, yaitu pada keadaan LWBP 9% dan pada keadaan WBP 4%. Pada gardu GT.MAR019 Penyulang Akkarena sebelum diseimbangkan ketidakseimbangan antar fasanya, yaitu pada keadaan LWBP 19% dan pada keadaan WBP 20%. Sedangkan setelah diseimbangkan ketidaksimbangan antar fasanya menjadi berkurang, yaitu pada keadaan LWBP 4% dan pada keadaan WBP 11%. Pada gardu GT.MID003 Penyulang Indoland sebelum dilakukan penyeimbangan beban, ketidaksimbangan antar fasanya, yaitu pada keadaan LWBP 26% dan pada keadaan WBP 28%. Sedangkan setelah diseimbangkan ketidaksimbangan antar fasanya menjadi berkurang, yaitu pada keadaan LWBP 11% dan pada keadaan WBP 11%. Persentase ketidakseimbangan tersebut telah memenuhi standar yang diizinkan sebesar 20%