Kapasitas sel dalam memenuhi kebutuhan bandwidth telekomunikasi masih terkedala pada ketersediaan frekuensi yang terbatas. Untuk menghadapi permasalahan ini, efisiensi pemanfaatan frekuensi harus dilaksanakan secara optimal. Salah satu cara efisiensi spektrum pada teknologi Long Term Evolution (LTE) adalah melalui skema pakai ulang frekuensi secara fraksional (Fractional frequency reuse). Skema ini tidak hanya dapat mengurangi masalah Intercarried Interference (ICI) antar sel namun juga dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi spektrum.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja 4G Long Term Evolution (LTE) dalam bentuk simulasi berdasarkan kapasitas (capacity) dan cakupan (coverage) serta mengetahui skema Fractional Frequency Reuse (FFR) dalam manajemen interferensi.
Metode penelitian yang dilakukan yaitu pengumpulan data parameter dengan simulasi data kependudukan dan data-data dari provider, kemudian dilakukan perhitungan untuk digunakan saat simulasi dimana digunakan software Atoll sebagai media simulasi. Proses simulasi pada kinerja 4G LTE terdiri dari parameter trafik (connected user) yang diperoleh dari perhitungan kapasitas, paremeter signal level berdasarkan cakupan dan parameter CINR level. Hasil simulasi kemudian dianalisis kesesuaiannya dengan standar KPI vendor Huawei.
Berdasarkan hasil kegiatan dan deskripsi diketahui bahwa kinerja 4G LTE di Kota Makassar berdasarkan kapasitas dengan skema fractional frequency reuse mengalami peningkatan di mana tahun ke-0 menyediakan kapasitas sel sebesar 192,959 Mbps arah downlink serta melayani 49,9% user pada wilayah urban dan 39% user pada wilayah sub urban. Sedangkan, untuk tahun ke-10 menyediakan kapasitas sel sebesar 385,92 Mbps arah downlink serta melayani 56,3% user pada wilayah urban dan 39,4% user pada wilayah sub urban, kinerja 4G LTE di Kota Makassar berdasarkan cakupan dengan skema fractional frequency reuse pada wilayah urban dan sub urban tahun ke-0 dan tahun ke-10 dalam kategori sangat baik (SL ≥ -80 dBm) berdasarkan nilai rata-rata signal level sesuai standar KPI vendor Huawei dan skema fractional frequency reuse sebagai manajeman interferensi untuk mengatasi co-channel interference pada wilayah urban dan sub urban Kota Makassar tahun ke-0 dan tahun ke-10 dalam kategori baik (15≤ CL ≤ 25 dB) berdasarkan nilai rata-rata CINR level sesuai standar KPI vendor Huawei.