Sistem interkoneksi tenaga listrik merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa pusat pembangkit listrik dan beberapa Gardu Induk (GI) yang saling terhubung antara satu dengan yang lain melalui sebuah saluran transmisi dan melayani semua beban yang ada pada gardu induk yang terhubung ke sistem distribusi. Sulselrabar terdiri dari beberapa pulau yang sistem kelistrikannya belum terhubung secara interkoneksi.
Tujuan dari penelitian ini merupakan Untuk mengetahui rancangan baru saluran transmisi Sulselrabar setelah PLTB Tolo terinterkoneksi dengan sa;uran transmisi Sulselrabar dan untuk mengetahui aliran daya sistem transmisi Sulselrabar setelah PLTB Tolo telah terinterkoneksi. Pengambilan data aliran daya pada setiap bus yang ada di saluran transmisi Sulselrabar menggunakan aplikasi simulasi Faktor Daya Digsilent dengan menggunakan 4 kondisi yakni ketika PLTB terinterkoneksi dengan daya 0.21 MW, ketika PLTB terinterkoneksi dengan daya 0.895 MW dan ketika PLTB terinterkoneksi dengan daya 2.42 MW. Dengan mengacuh pada data awal yang dihasilkan dari sumber PLN kemudian menganalisa setiap hasil atau data yang dihasilkan pada software Digsilent yang akurat dengan menggunakan metode newton rapshon untuk mengetahui setiap data yang diolah.
Hasil analisis aliran daya sistem sebelum interkoneksi menunjukan nilai rata-rata tegangan yang ada pada busbar 150 kV Sulselrabar sebelum masuknya PLTB Tolo sebesar 153.06 kV Sedangkan ketika PLTB dengan daya turbin 0.21 terinterkoneksi pada sistem maka niai rata-rata tegangan mengalami penurunan sebesar 152.41 kV, ketika PLTB dengan daya turbin 0.896 terinterkoneksi pada sistem maka niai rata-rata tegangan mengalami kenaian sebesar 153.8 kV, dan ketika PLTB dengan daya turbin 2.42 terinterkoneksi pada sistem maka niai rata-rata tegangan mengalami keniakan sebesar 153.875 kV . Terbukti bahwa ketika PLTB Tolo terinterkoneksi dengan sistem saluran transmisi Sulselrabar, akan mempengaruhi nilai-nilai aliran daya psa setiap busbar yang terhubung dengan saluran PLTB Tolo.