Seiring meningkatnya kebutuhan listrik, maka semakin tinggi pula kemungkinan untuk mengalami gangguan. Hal tersebut mengharuskan PT PLN (Persero) untuk memberikan jaminan kualitas penyaluran energi listrik sehingga memenuhi standar, baik secara teknis maupun non teknis pada konsumennya. cara untuk melakukan pemeliharaan dan efisien secara waktu adalah dengan melakukan pemeliharaan berdasarkan metode Root Cause Analysis. Root Cause Analysis dibuat dengan cara melakukan pengumpulan data, pembuatan diagram faktor penyebab, pencarian rekomendasi dan implementasi, serta rekomendasi. Setelah membuat diagram factor penyebab, faktor penyebab dikelompokkan menjadi gangguan peralatan, lingkungan (seperti bencana alam, pohon, dan cuaca), hewan / pihak ketiga, dan umbul – umbul serta customer error. Dan setelah identifikasi akar penyebab dilakukan, maka rekomendasi yang dapat dilakukan untuk menurunkan indeks gangguan pada penyulang secara efisien adalah dengan cara melakukan Pemeliharaan Terpadu Tuntas (PTT). Pemeliharaan terpadu tuntas (PTT) adalah pemeliharaan yang dilakukan dalam satu waktu yang mencakup banyak pekerjaan, yang berfungsi untuk mengefisienkan waktu. Setelah melakukan kegiatan yang telah direkomendasikan yaitu pemeliharaan terpadu tuntas (PTT), maka indeks gangguan sebelum dan sesudah pemeliharaan pun dibandingkan, dengan data berupa FGTM. dapat disimpulkan bahwa kegiatan pemeliharaan terpadu tuntas terbukti efektif dan efisien untuk menurunkan indeks gangguan di PT PLN (Persero) Rayon Karebosi. Meskipun terjadi peningkatan gangguan pada faktor gangguan karena faktor umbul – umbul dan customer error pada penyulang BMA, namun hal ini dapat dimaklumi mengingat pada bulan – bulan setelah kegiatan pemeliharaan terpadu tuntas berlangsung, Indonesia memasuki musim haji sehingga diyakini banyak media pengiklanan yang terpasang di sudut – sudut kota, serta karena banyak pelanggan yang melakukan renovasi atau membangun bangunan pada masa itu.