Meningkatnya pertumbuhan energi listrik membuat permasalahan yang timbul juga semakin banyak, salah satunya adalah pembebanan berlebih pada transformnator distribusi. Kelebihan beban pada transformator distribusi dapat menyebabkan terjadinya drop tegangan disisi pelanggan pada bagian ujung beban. Sementara itu, berdasarkan regulasi PLN (SK ED PLN No.074.K/DIR, 2008) dan SPLN No.1 Tahun 1995 syarat keandalan sistem antara lain persentase pembebanan trafo tidak boleh melebihi 80% dari bebannya dan persentase drop tegangan di sisi pelanggan tidak boleh lebih dari +5% dan -10%. Sehingga, Penulis mengamati kasus yang terjadi pada gardu GT. SBL022, GT. SBL013 dan GT.SBL041 dengan kapasitas transformator berturut-turut 200 kVA, 160 kVA dan 100 kVA. Beban terpasang pada gardu GT. SBL022, dimana terjadi pembebanan berlebih dan drop tegangan pada gardu tersebut. Untuk mengatasi permasalahan tersebut ada cara yang dapat dilakukan, yaitu dengan menambahkan transformator sisipan dan uprating JTR. Dari hasil penelitian yang dilakukan berdasarkan hasil perhitungan didapatkan bahwa nilai persentase pembebanan dan drop tegangan pada jurusan A dan B di ujung pelanggan GT. SBL022 yaitu sebesar 84.23% dan 34,87% (jurusan A) dan 18,04% (jurusan B) . Adapun setelah penambahan transformator sisipan dan uprating JTR pada simulasi ETAP 12.6.0 didapatkan hasil antara lain, persentase pembebanan dan drop tegangan trafo GT. SBL022 yakni sebesar 56,8% dan 6,93% (jurusan A) dan 8,32% (jurusan B). Dari hasil penelitian gardu distribusi GT.SBL022 telah sesuai dengan syarat pembebanan dan drop tegangan berdasarkan (SK ED PLN No.074.K/DIR, 2008) dan SPLN No.1 Tahun 1995.