Pada setiap proses penyaluran listrik pada sistem distribusi, tegangan yang dihasilkan mengalami penurunan dan rugi – rugi penampang peralatan yang digunakan. Terlebih juga Transformator dalam penyalurannya sering menagalami beban lebih. Beban lebih (over load) terjadi karena kebutuhan dalam masyarakat yang semakain atau karena adanya ganguan beban dalam penyaluranya yang mengakibatkan trafo menjadi panas atau terjadi hubung singkat. Khususnya besar jatuh teganan dan pembanan trafo pada ULP karebosi dapat diketahui melalui aplikasi Retro. Sesuai dengan SPLN No.1:1995 toleransi tegangan pelanyanan +5% dan -10% dari tegangan standar 220/380 Volt dan juga regulasi SK ED PLN No.074.K/DIR.2008 pembanan maksimal 80%. Laporan tugas akhir ini difokuskan pada Trafo distribusi KFUP1 penyulang Urip ULP karebosi untuk menghitung besar nilai jatuh tegangan setelah dilakukan Uprating dan merencanakan kapasitas uprating trafo.

Data yang dikumpulkan yaitu hasil pengukuran langsung dan history hasil pengukuran aplikasi Retro 4 tahun terakhir. Setelah data teknis yang dibutuhkan lengkap lalu dianalisis secara kuantittif dan deskriptif. Perhitungan jatuh tegangan diilakukan dengan selisih tegangan kirim dan tegangan ujung. Lalu menghitung resistansi penghantar dan merencanakan kapasitas untuk uprating trafo.

Berdasarkan hasil laporan tugas akhir ini data dari hasil pengukuran tersebut didapatkan bahwa gardu distribusi KFUP1 mempunyai tegangan pada ujungnya sebesar 193 volt (12%) dan persentase pembebanannya sebesar 92.2%. sehinggah sistem ini mengalami jatuh tegangan di ujungnya melewati batas toleransi yang ditetapkan dan pembeban melewati presentase yang ditentukan. Maka untuk mengatasi permasalan tersebut maka solusi yang dilakukan Uprating jaringan tegangan rendah dan perencanan uprating trafo. Setelah dilakukan uprating jatuh tegangan mengalami peningkatan sebesar 211 volt (6.63%) dan perencanaan trafo kapasitas 160 kVA akan di uprating menjadi kapasitas 315 kVA untuk mengantisipasi keadaan overload hingga tahun 2024.