RINGKASAN
Harga jual suatu produk ditentukan dari harga pokok produksi. Perusahaan sebelum menentukan harga jual, harus mengetahui besarnya harga pokok produksi agar perusahaan dapat menentukan jumlah laba yang diinginkan serta dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam proses pembuatan keputusan khususnya yang terkait dengan masalah penjualan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah harga pokok produksi masing-masing jenis produk untuk dijadikan sebagai dasar dalam penetapan harga jual.
Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari perusahaan berupa data biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik diantaranya biaya bahan penolong, biaya listrik, biaya konsumsi karyawan, biaya bahan bakar, biaya sewa gedung, biaya konsumsi karyawan, dan biaya penyusutan. Sehubungan dengan itu, kegiatan ini diawali dengan menghitung biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan untuk membuat 1 unit produk lalu menganggarkan biaya overhead pabrik dengan dasar pembebanan standard costing dan historical costing dengan dasar alokasi yang digunakan yaitu jam kerja langsung, sehingga dapat diperoleh harga pokok produksi per unit produk.
Berdasarkan hasil kegiatan dan deskripsi dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi menurut perusahaan adalah Rp33.392.750,00 berbeda dengan menggunakan standard costing harga pokok produksi sebesar Rp36.843.291,00 sedangkan dengan historical costing harga pokok produksi sebesar Rp38.431.687,00 dari hasil perhitungan yang diperoleh, harga pokok produksi menurut perusahaan lebih rendah dari yang semestinya sehingga perusahaan mengakui laba lebih tinggi dari yang sebenarnya, hal ini karena perusahaan tidak memperhitungkan biaya overhead pabrik dalam menghitung harga pokok produksinya.