Perhitungan harga pokok yang dilakukan oleh Rumah Sakit XYZ menimbulkan penetapan harga yang kurang akurat. Manajer Rumah Sakit XYZ mengaku kesulitan dalam mengurangi atau mengendalikan biaya, sebab informasi biaya yang dihasilkan pada harga pokok jasa hanya menunjukkan dimana biaya dikeluarkan dan tidak menunjukkan hal yang menimbulkan biaya. Sehubungan dengan rencana pengendalian biaya terhadap kelas rawat inap BPJS Kesehatan maka kegiatan ini dilakukan untuk menentukan tarif jasa rawat inap Rumah Sakit XYZ dengan menggunakan Activity Based Costing.
Tarif rawat inap yang dihitung pada kegiatan kali ini adalah kelas rawat inap yang bekerja sama dengan pihak BPJS Kesehatan yaitu untuk Kelas I, Kelas II, dan Kelas III. Data yang digunakan adalah proses bisnis rumah sakit dan data biaya yang terkait dengan kegiatan rawat inap yang diperoleh dari Rumah Sakit XYZ. Data lainnya sebagai data pendukung ialah kebijakan tarif rawat inap, data mengenai jumlah pasien rawat inap, jumlah lama hari rawat inap pasien, umur ekonomis aset tetap, kebijakan-kebijakan lainnya yang berkaitan dengan aset tetap, dan luas ruangan masing-masing kelas rawat inap. Data-data tersebut diperoleh dengan melakukan metode wawancara dan analisis dokumen. Analisis data dilakukan dengan metode analisis deskriptif kuantitatif.
Berdasarkan hasil kegiatan dan deskripsi diketahui bahwa tarif jasa rawat inap dengan menggunakan sistem Activity Based Costing untuk Kelas I sebesar Rp 247.548,80, Kelas II Rp 214.213,05, dan Kelas III Rp 192.112,04. Perhitungan tarif rawat inap dengan menggunakan Activity Based Costing memberikan hasil yang lebih kecil untuk Kelas I dan Kelas II, dan memberikan hasil yang lebih besar untuk Kelas III apabila dibandingkan dengan tarif yang digunakan oleh rumah sakit.