Persaingan dalam bidang telekomunikasi semakin ketat, sehingga PT XL Axiata Tbk dituntut memiliki keunggulan bersaing untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Ketidakmampuan memenuhi tuntutan konsumen dapat mengakibatkan menurunnya pendapatan perusahaan dan bisa berujung pada kabangkrutan perusahaan. Kondisi keuangan PT XL Axiata Tbk tahun 2012 hingga tahun 2016 berdasarkan tingkat kemampuan pembayaran hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek, serta laba yang dihasilkan sebelum bunga dan pajak adalah menurun.
Metode yang digunakan dalam mengukur risiko kebangkrutan PT XL Axiata Tbk adalah metode Z-Score yaitu model untuk memprediksi tingkat kebangkrutan menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunakan adalah modal kerja bersih terhadap total aset, laba ditahan terhadap total aset, laba sebelum bunga ditahan terhadap total aset, dan nilai buku ekuitas terhadap nilai buku utang.
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat risiko kebangkrutan pada PT XL Axiata Tbk dari tahun 2012 hingga tahun 2016. Sehubungan dengan itu, kegiatan ini diawali dengan menghitung rasio-rasio yang digunakan sebagai variabel dalam Metode Z-Score, menghitung nilai Z-Scoremenggunakan formula Altman Z-Score, dan menginterpretasikan hasil perhitungan Z-Scoredari formula tersebut ke dalam tiga kategori yaitu kategori bangkrut, rawan bangkrut, dan tidak bangkrut.
Berdasarkan hasil dan deskripsi kegiatan dapat disimpulkan bahwa PT XL Axiata Tbk tahun 2012 hingga tahun 2016 berisiko bangkrut yang ditunjukkan oleh nilai Z-Scoretahun 2012 sebesar 1,48, tahun 2013 sebesar 1,30, tahun 2014 sebesar 0,35, tahun 2015 sebesar 0,03, dan tahun 2016 sebesar 0,23. Nilai Z-Scorepada tahun 2012 dan tahun 2013 beradadiantara1,1 dan 2,6 yang menunjukkan perusahaan dalam daerah kelabu, sedangkan nilai Z-Scorepada tahun 2014 hingga tahun 2016berada di bawah 1,1 yang menunjukkan perusahaan berisiko bangkrut.