Tujuan utama perusahaan yakni memperoleh pendapatan dan keuntungan maka diperlukan adanya suatu perencanaan laba yang dapat dipergunakan untuk mengetahui besarnya volume penjualan minimum yang harus dicapai oleh perusahaan agar tidak mengalami kerugian. Untuk itu diperlukan alat analisis yang mampu memberikan informasi mengenai perencanaan laba, yaitu analisis Break Even Point (BEP) yang biasa disebut titik pulang pokok / titik impas. Tujuan dilakukannya kegiatan ini yaitu untuk mengetahui jumlah penjualan dalam rupiah dan jumlah penjualan dalam unit untuk masing-masing jenis produk perusahaan agar berada pada posisi break even point.
Metode analisis yang digunakan adalah metode kuadrat terkecil (Least square) untuk pemisahan biaya semi variabel, metode margin kontribusi untuk menghitung break even point dalam unit dan rupiah, dan metode margin kontribusi untuk menghitung perencanaan laba. Data yang digunakan adalah data penjualan dan data biaya, data ini berupa data sekunder yang diperoleh dari CV MG Jaya Furnitur.
Berdasarkan hasil kegiatan dan deskripsi diketahui bahwa break even point akan tercapai jika jumlah pendapatan perusahaan sebesar Rp 278.225.153 per tahun atau jumlah unit produk yang terjual sebanyak 44 unit. Tingkat pendapatan yang harus dicapai jika diinginkan kenaikan laba sebesar 25% dari laba tahun sebelumnya adalah sebesar Rp 1.660.984.459 atau jumlah penjualan produk sebanyak 265 unit.