Pihak koperasi telah melakukan kegiatan inventarisasi tetapi daftar inventaris yang telah dibuat belum menyajikan informasi yang lengkap seperti kode barang, cara perolehan, keadaan atau kondisi aset tetap, dan akumulasi penyusutan aset tetap yang menyebabkan pengawasan terhadap kondisi aset tetap koperasi belum efektif. Selain itu penentuan umur ekonomis aset tetapnya dilakukan berdasarkan asumsi pribadi pihak koperasi. Hal tersebut belum sesuai dengan UU Republik Indonesia No. 36 tahun 2008 sehingga hal tersebut mempengaruhi besar atau kecil nilai buku suatu aset tetap sehingga peneliti melakukan inventarisasi ulang. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan inventarisasi aset tetap koperasi.
Dalam kegiatan ini, langkah awal sebelum melakukan inventarisasi adalah melakukan pendataan, pengakuan dan pengukuran, penilaian, penentuan umur ekonomis berdasarkan UU Republik Indonesia No. 36 tahun 2008 dan penentuan nilai residu aset tetap koperasi, menghitung penyusutan aset tetap, memberikan nomor inventaris pada aset-aset tetap, membuat Kartu Inventaris Barang (KIB) hingga melakukan pelaporan hasil inventarisasi.
Berdasarkan hasil kegiatan inventarsasi aset tetap, maka diperoleh nilai buku per Desember 2016 sebesar Rp 4.170.769.793,- dan nilai buku per September 2017 sebesar Rp 4.044.258.855,- sedangkan hasil pendataan menurut koperasi menunjukkan nilai buku Desember 2016 sebesar Rp 4.224.160.208,-. Hal tersebut menunjukkan selisih nilai buku antara catatan koperasi dengan perhitungan penulis. Selisih ini terjadi karena dalam daftar aset tetap koperasi, penentuan umur ekonomis aset tetap dilakukan tidak berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2008 tetapi berdasarkan perkiraan pribadi pihak koperasi.