Jerami padi merupakan limbah pertanian mengandung selulosa yang berpotensi sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. Pabrik bioetanol dengan kapasitas 10.000 ton/tahun akan didirikan pada tahun 2023 di desa Mattirowalie, kecamatan Bontocani, kabupaten Bone, provinsi Sulawesi Selatan dengan pertimbangan ekonomi dan analisis potensi ketersediaan bahan baku jerami padi yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bioetanol serta dapat mengurangi jumlah impor bioetanol di Indonesia. Pabrik bioetanol direncanakan beroperasi
selama 330 hari/tahun dengan luas tanah yang dibutuhkan 22.000 m2.
Proses pembuatan bioetanol dilakukan dalam 6 tahapan proses sebagai berikut tahap penyediaan bahan baku, delignifikasi dengan H2SO4 70%, hidrolisis, fermentasi dengan bantuan yeast. Kemudian permurnian produk dilakukan menggunakan kolom destilasi tipe sieve tray dan dehidrasi dengan menggunakan moleculer sieve zeolite untuk memperoleh kemurnian etanol 98%.
Pabrik bioetanol dilengkapi dengan unit penyediaan air sebesar 159733 kg/jam dengan kebutuhan bahan bakar solar yaitu 377 L/jam dan dilengkapi dengan unit penyediaan kebutuhan listrik serta unit pengolahan limbah dengan total karyawan 123 orang.
Hasil analisis ekonomi pabrik pembuatan bioetanol dari jerami padi diperoleh Total Fixed Capital Investment (FCI) Rp 438.363.484.532,84 dan Working Capital Investment (WCI) Rp 33.376.478.008,99. Analisa kelayakan ada 7 yaitu Profit Rp 68.205.278.989, Percent Profit On Sale (POS) 16,3%, Return on Investment (ROI) 20,21%, Pay Out Time (POT) 3,31 tahun, Break Event Point (BEP) 48,65%, Shut Down Point (SDP) 23,88% dan Discounted Cash Flow – Rate of Return (DCF-ROR) 19%. Berdasarkan hasil perhitungan analisis ekonomi dapat disimpulkan bahwa Prarancangan Pabrik Bioetanol ini layak untuk ditindak lanjuti oleh investor ke tahap perancangan sesuai prosedur yang telah direncanakan.

Kata kunci: bioetanol, jerami padi, moleculer sieve