Perbankan adalah suatu industri yang bergerak di bidang keuangan yang berperan dalam kemajuan perekonomian suatu negara. Jika ditelusuri lewat sejarah, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Salah satu kegiatan utama bank adalah menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk pinjaman (kredit). Dalam melepaskan kreditnya, perbankan harus memerhatikan dua unsur, yaitu tingkat perolehan laba (return) yang harus dicapai dan haruslah mempertimbangkan risiko yang akan dihadapi. Sejak tahun 2012 hingga 2015 non performing loan Bank Sultra cenderung mengalami fluktuasi, non performing loan tertinggi terjadi pada tahun 2015 yaitu 2.9% kemudian mengalami perbaikan pada tahun 2017 menjadi 1.82% meskipun nilai ini jauh di bawah batas yang ditetapkan oleh Bank Sentral (5%) namun hal ini perlu menjadi perhatian khusus.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat return dan risiko individual yang diperoleh masing-masing sektor serta portofolio kredit yang optimal untuk perbankan sehingga menjadi pedoman bagi perbankan dalam memilih industri mana yang diprioritaskan untuk diberi kredit dan industri yang dihindari. Sehingga non performing loan dapat diminimalkan dan tetap dijaga tidak melebihi ambang batas yang ditentukan oleh otoritas perbankan.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kombinasi portofolio kredit yang optimal pada PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tenggara meliputi 4 sektor yaitu sektor konstruksi (92%), sektor perdagangan besar dan eceran (7,2%), sektor real estate, usaha persewaan, dan jasa perusahaan (0,56%), sektor jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya (0,29%) dengan tingkat keuntungan yang akan diperoleh perusahaan sebesar 1,8% dengan risiko terendah yang dihadapi perusahaan sebesar 0,45%.