Ningsih, Suhartin Utami (2017) Studi Penggunaan Arrester Pada Saluran Transmisi Sungguminasa-Tallasa. Diploma thesis, Politeknik Negeri Ujung Pandang.
STUDI PENGGUNAAN ARRESTER PADA SALURAN ....pdf - Published Version
Restricted to Registered users only
Download (13MB)
Abstract
Petir merupakan fenomena alam yang tidak dapat ditiadakan dan merupakan penyebab gangguan transmisi paling dominan di Indonesia. Dalam masyarakat modern, petir menjadi permasalahan yang sangat penting karena petir memiliki kemampuan untuk mengganggu dan bahkan merusak infrastruktur publik seperti sistem tenaga listrik (pembangkitan, transmisi dan distribusi), sistem telekomunikasi, dan peralatan elektronik.
Indonesia, khususnya pulau Sulawesi berada dekat dengan garis khatulistiwa (equatorial belt) yang mendapat sinar matahari sepanjang tahun. Selain itu, Sulawesi Selatan juga dikelilingi oleh laut dan terletak pada daerah yang sangat kuat dipengaruhi oleh serta angin lokal, yakni angin darat dan angin laut, dan Samudra Indonesia. Keberadaan sinar matahari, uap air, dan pergerakan angin tersebut menimbulkan pembentukan awan petir pada hampir seluruh daerah di Sulawesi Selatan yang di dalamnya terdapat jaringan transmisi 150 kV yang tentunya mengancam kesinambungan penyaluran tenaga listrik.
Kesinambungan penyaluran listrik merupakan hal yang paling penting dalam bidang industri. Terjadinya gangguan sesaat dalam penyaluran bisa menimbulkan kerugian yang cukup besar. Ini tentu saja menjadi tantangan agar pasokan listrik selalu tersedia dalam kondisi apapun. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa solusi selain dengan memasang lightning arrester di ujung transmisi. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kenaikan tegangan lebih pada saluran akibat sambaran petir adalah dengan metode pemasangan Transmission Line Arrester (TLA).
Adapun dari hasil studi, diketahui bahwa jalur transmisi Sungguminasa-Tallasa yang dipasangi TLA merupakan salah satu jalur backbone sistem Sulselbar, dan memiliki karakteristik petir di mana berdasarkan data tahun 2015 jumlah sambaran CG- tergolong tidak sedikit dan sambaran petir CG+ semakin meningkat. Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan titik lokasi penempatan sebuah TLA ada 3, yaitu harga TLA, kondisi menara dan sekitarnya termasuk tahanan pembumian tanah, dan titik penempatan TLA.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | T Technology > TK Electrical engineering. Electronics Nuclear engineering |
Divisions: | Jurusan Teknik Elektro > D3 Teknik Listrik |
Depositing User: | Unnamed user with username 197103102001121001 |
Date Deposited: | 22 Jun 2023 00:31 |
Last Modified: | 22 Jun 2023 00:31 |
URI: | https://repository.poliupg.ac.id/id/eprint/3805 |