Masalah pada sistem tenaga listrik pada sisi eksternal masih mendominasi pada sistem Sulbagsel. Jika kondisi seperti itu terus terjadi akan berdampak pada keakuratan pada perencanaan. Perencanaan yang kurang akurat akan berdampak secara langsung pada tingkat ekonomis produksi listrik. Apalagi ketika kondisi cuaca yang kadang tidak menentu yang mengakibatkan pengaruh pada terpenuhinya kebutuhan PLTA untuk memutar generator secara maksimal. Sehubungan dengan perencanaan yang dituntut agar selalu akurat, penelitian ini bertujuan untuk menguji metode Time Series Analysis dalam pembuatan perencanaan operasi harian serta membandingkan biaya pokok produksi yang dihasilkan pada 2 kondisi yaitu musim hujan dan kemarau.
Pada penelitian ini yang menggunakan data beban realisasi harian sebanyak 105 data. Data tersebut merupakan data real yang direkam oleh pegawai PT. PLN (Persero) sebagai data yang digunakan untuk evaluasi. Data lainnya yang dibutuhkan yaitu Merit Order. Data tersebut merupakan data yang digunakan oleh PT. PLN (Persero) yang digunakan untuk membuat pola operasi (Dispatch) pembangkit dan menentukan biaya pokok produksi pada jaringan. Sedangkan analisis yang kami gunakan yaitu pada permalan menggunakan aplikasi MiniTab 16 dengan metode Time Series dan untuk menghitung biaya operasi menggunakan Microsoft Excel.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah kami lakukan diketahui bahwa hasil permalan masih terdapat 2 kali eror yaitu pukul 10.00 dan 19.00 sebesar 6,72% dan 5,89%. Sedangkan dalam perbandingan biaya pokok produksi antara musim hujan dan musim kemarau sebesar Rp. 3.023.364.606,8,-.