(Roslang dan Muh. Tahir). “Pengaruh Pemanfaatan Limbah Fly Ash Kulit Biji Cokelat PT. Mars Indonesia terhadap Kuat Tekan Beton”, Makassar (Muh. Idris S.T., M.T dan Ir. Muh. Taufan).
Limbah fly ash kulit biji cokelat merupakan limbah padat yang berasal dari proses pemisahan antara kulit biji cokelat (cacao shell) dengan biji buah cokelat (cacao beans), kulit biji cokelat (cacao shell) yang terpisah tersebut kemudian dijadikan bahan bakar dalam boiler (furnace) hingga menghasilkan abu terbang, abu terbang yang terperangkap dalam boiler tersebut selanjutnya dikumpulkan untuk dimanfaatkan. Fly ash kulit biji cokelat merupakana limbah yang tidak tergolong dalam kategori bahan beracun dan berbahaya (B3).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas beton (kuat tekan rata-rata) dengan persentase penambahan fly ash kulit biji cokelat terhadap berat semen dan untuk mengetahui perbandingan atau pengaruh penambahan fly ash kulit biji cokelat terhadap mutu beton yang direncanakan.
Penelitian dilaksanakan dengan melalui lima tahapan umum yakni pengujian karakteristik tiap agregat, mix design beton mutu K-175, pembuatan benda uji kubus 15cm x 15cm x 15cm dengan perlakuan (0%, 10%, 20%, 30%, dan 50%), perawatan benda uji (curing), serta pengujian terhadap kuat tekan benda uji.
Hasil penelitian terhadap pengujian kuat tekan beton dengan variasi penambahan fly ash kulit biji cokelat 0%, 10%, 20%, 30%, dan 50% didapatkan: Penambahan fly ash kulit biji cokelat sebesar 10% terhadap campuran beton menghasilkan kuat tekan rata-rata yang relatif lebih tinggi yakni 257.82 kg/cm2 dari beton normal tanpa penambahan fly ash (0%) yakni 243.49 kg/cm2. Adapun persentasi penambahan fly ash kulit biji cokelat yang semakin besar sebagai bahan pengisi pada komposisi campuran beton akan mengakibatkan semakin rendahnya kuat tekan yang dihasilkan. Hal tersebut didasarkan pada hasil pengujian kuat tekan beton dengan variasi penambahan fly ash kulit biji cokelat 20%, 30%, dan 50% yang cenderung menurun.