ABSTRAK

Gangguan pada jaringan distribusi yang sering terjadi salah satunya hotpoint pada bagian terminal dan sambungan antara konduktor dengan peralatan, yaitu pada titik sambung konduktor pada aspan (isolator tarik) serta konduktor pada peralatan switching (LBS/MRZ/Recloser).
Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif, untuk menganalisis kondisi hasil pengamatan thermovisi pada peralatan distribusi agar dapat mendeteksi keadaan pada peralatan jaringan distribusi dalam keadaan normal atau tidak normal dan tingkat validasi hasil pengukuran thermovisi berdasarkan presisi dan akurasi metode yang digunakan dalam pengukuran suhu pada Penyulang Kartini. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk menghitung dan menentukan besar rugi-rugi daya yang terjadi akibat adanya hotpoint di Penyulang Kartini ULP Watang Sawitto.
Kondisi hasil pengamatan thermovisi pada peralatan distribusi Penyulang Kartini dari 12 titik sampel yang terdiri dari 60 titik sambung diperoleh 59 titik sambung dalam kriteria baik dan satu titik sambung dalam kriteria kurang (hotpoint), sehingga perlu tindakan segera berupa perbaikan atau penggantian titik sambung. Dimana besarnya rugi daya yang terjadi dari kenaikan suhu akibat hotpoint pada titik sampel F9.064 phasa T sebesar 120,427 W atau sebesar 17%. Besarnya tingkat validasi hasil pengukuran thermovisi berdasarkan presisi sebesar 6,124%, dimana hasil ini dinyatakan tidak baik. Hal ini disebabkan karena adanya anomali hotpoint pada salah satu titik sambung yaitu pada phasa T Tiang F9.064, yang mana nilai suhu pada sambungan tersebut tinggi mencapai 63,8°C sehingga emisivitas pada sambungan tersebut rendah senilai 0,3242 dan tidak mencapai nilai SRM material aluminium sebesar 0,5. Oleh karena itu, nilai presisinya menjadi tidak baik. Adapun perhitungan akurasi dalam pengukuran suhu dengan thermovisi pada Penyulang Kartini menunjukkan tingkat akurasi sebesar 97%.