RINGKASAN

Penyaluran listrik harus disalurkan dengan baik sampai ke konsumen tanpa mengalami drop tegangan tetapi terkadang penyaluran listrik akan mengalami drop tegangan sampai melewati batas standarisasi PLN. Drop tegangan merupakan salah satu permasalahan yang terjadi pada saluran distribusi listrik akibat panjangnya suatu saluran penghantar pada saluran distribusi tegangan menengah dari pensuplayan listrik. Jika drop tegangan melewati batas standar maka dapat menimbulkan kerugikan baik pada masyarakat maupun ada pihak PLN sendiri. Penelitian bertujuan untuk mengetahui drop tegangan yang terjadi pada Penyulang RRI dan Galesong. Penyulang RRI merupakan penyulang dari GI Sungguminasa sedangkan Penyulang Galesong penyulang dari GI Tallasa yang menyupplay listrik ke daerah – daerah yang sudah ditentukan pada Penyulang tersebut yang panjang salurannya berbeda – beda tiap section. Hasil dari perhitungan jatuh tegangan di penyulang RRI dan Galesong memenuhi syarat standart PLN 1 : 1978, dimana ditentukan bahwa variasi tegangan pelayanan, sebagian akibat jatuh tegangan, karena adanya perubahan beban, maksimum +5% dan minimum -10% dari tegangan nominalnya. Tegangan yang diperoleh secara manual dari Penyulang RRI (ULP Sungguminasa) yaitu 0.51, Penyulang RRI (ULP Kalebajeng) yaitu 0.22, Penyulang Galesong (ULP Takalar) yaitu 0.15 dan Penyulang Galesong(ULP Kalebajeng) yaitu 0.30 dan pada program ETAP 12.6 dari Penyulang RRI (ULP Sungguminasa) yaitu 0.51, Penyulang RRI (ULP Kalebajeng) yaitu 0.21, Penyulang Galesong (ULP Takalar) yaitu 0.18 dan Penyulang Galesong (ULP Kalebajeng) yaitu 0.29.