Berdasarkan pengertian akad mudharabah, bank harus memberikan keuntungan kepada nasabah berupa return jika kinerja dan pendapatan bank meningkat, sebaliknya jika bank mengalami kerugian maka seharusnya nasabah juga mendapatkan kerugian. Tujuan penelitian ini yaitu membandingkan risiko dan imbal hasil deposito mudharabah PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah tahun 2014-2019.
Metode yang digunakan untuk mengukur risiko yang ada pada investasi deposito mudharabah yaitu metode Value at Risk (VaR) dan metode Risk Adjusted Return on Capital (RAROC) untuk mengukur tingkat imbal hasil yang diperoleh bank syariah.
Perbandingan risiko dan imbal hasil yang terdapat pada deposito mudharabah pada PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah dapat ditarik konklusi deposito mudharabah baik berjangka 1, 3, 6, dan 12 bulan pada kedua bank relatif aman karena nilai risiko lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata pengembalian imbal hasil (expected return). Namun, jika dilihat dari perbandingan nilai VaR Bank Syariah Mandiri lebih stabil dibandingkan dengan Bank BNI Syariah. Pada perhitungan Risk Adjusted Return on Capital Bank Syariah menunjukkan angka positif pada tahun 2019 dan pada Bank BNI Syariah pada tahun 2015 dan 2019. Nilai yang positif yang menandakan adanya perbaikan manajemen risiko pada kedua bank.