Pulau Balang lompo disuplai oleh PLTD dan PLTS, pada pengoperasian
PLTS dinilai belum optimal dikarenakan jumlah kapasitas panel surya sebesar 200
kWp sedangkan MPPT kapasitas 120 kW dan Inverter kapasitas 100 kVA, dengan
kondisi tersebut maka dilakukan penelitian dengan tujuan optimalisasi sistem
pembangkit pada Pulau Balang Lompo. Optimalisasi sistem pembangkit
dilakukan dengan cara simulasi menggunakan perangkat lunak Homer Legacy
v2.81 Beta. Dengan memasukan beberapa faktor penting seperti faktor teknik,
ekonomi, dan lingkungan hidup sehingga didapatkan hasil simulasi berupa pola
operasi sistem yang paling optimal yang direpresentasikan salah satunya
paremeter net present cost paling kecil, dan juga didapatkan rekomendasi jam
pengoperasian antara PLTD dan PLTS.
Metode yang digunakan dalam penelitian studi pendahuluan, identifikasi
dan perumusan masalah, pengumpulan data, pengolahan data menggunakan
perangkat lunak Homer Legacy v2.81 Beta, dan analisa hasil simulasi. Pada
penelitian ini membandingkan 2 kondisi yaitu, kondisi pertama adalah kondisi
existing dengan MPPT kapasitas 120 kW dan inverter kapasitas 100 kVA dan
kondisi ke dua penambahan kapasitas MPPT menjadi 200 kW dan inverter
kapasitas 200 kVA.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
dengan penambahan kapasitas pada peralatan PLTS yaitu MPPT kapasitas
menjadi 200 kW dan inverter kapasitas menjadi 200 kVA terbukti dapat
menghemat biaya NPC, biaya O&M, biaya bahan bakar, pengurangan jam operasi
PLTD dan konsumsi bahan bakar PLTD. dengan nilai NPC sebesar US$
3.362.929 (Rp. 48.957.520.382), dengan penerapan sistem ini penghematan biaya
NPC bisa mencapai US$ 197.161 (Rp. 2.870.269.838) selama masa operasi 25
tahun, dan penghematan biaya konsumsi BBM/HSD US$ 23.936 (Rp
348.460.288) per tahunnya.