ABSTRAK

Banyak sekali inovasi yang dibuat untuk mencipkan sumber energi yang dapat diperbaharui seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL), Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTG), dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Sebagai salah satu pembangkit listrik terbarukan, PLTA belum dimanfaatkan secara optimal. Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan meningkatnya penggunaan listrik, dikhawatirkan hal ini dapat membuat pembagian listrik yang tidak merata, khususnya di daerah pedesaan. Namun, Banyak diketahui bahwa daerah pedesaan memiliki sumber daya air yang melimpah, hal ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber tenaga listrik.
Rancangan prototipe pembangkit listrik mini tenaga air dengan memanfaatkan aliran pada pompa gravitasi merupakan salah satu solusi untuk menjadi sumber energi pembaruan dengan memanfaatkan aliran air dari distribusi air dengan cara mengubah energi potensial air menjadi energi mekanik menggunakan alat yang disebut turbin, dan kemudian energi mekanik diubah menjadi energi listrik menggunakan alat yang disebut generator.
Pada perancangan pompa gravitasi ini menggunakan 3 variasi uji terhadap ketinggian reservoir (0.5, 1.25, 1.50 meter), tinggi pipa output (2.0, 2.7, 3.0, 3.3 dan 3.5 meter) dengan menggunakan diameter pipa (3/4’). Hal ini dilakukan sebagai pembanding untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi cara kerja pembangkit listrik. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi, pada ketinggian reservoir (sumber air) 1,5 meter dari alat menghasilkan debit air 3,68 liter/menit untuk memutar kincir dan menghasilkan daya sebesar 0,15 watt dengan tegangan 2,11 volt dan arus 0,073 ampere, dapat menyalakan LED merah 1,8volt dan LED kuning 2,04volt.