Budidaya Burug Walet sangat berkembang pesat di Indonesia sekarang ini,
banyak ditemui gedung burung walet yang kian menjamur di seluruh pelosok
daerah yang dalam sistem operasionalnya memerlukan daya listrik yang cukup
besar dan keandalan sistem yang baik. Tugas akhir ini bertujuan untuk
mengetahui cara merancang dan membangun pembangkit hybrid PLTS-PLTB
pada bangunan budidaya burung walet. Dimulai dengan survei lapangan,
perancangan alat kemudian dilakukan pengujian. Pengujian dilakukan dimana
masing-masing pembangkit diuji sendiri-sendiri (PLTS dan PLTB) dan
dikombinasikan (hybrid) dengan dibebani langsung dengan komponen-komponen
listrik bangunan budidaya burung walet. Pada pengujian pembangkit hybrid
langsung dibebankan dengan komponen-komponen kelistrikan gedung budidaya
burung walet, di siang hari komponen yang beroperasi adalah amplifier yang
hanya menggunakan 11% dari total daya listrik yang dibutuhkan yaitu 35,2 Watt
dari 380,6 Watt. Rata-rata daya yang dibangkitkan oleh pembangkit hybrid yaitu
78,63 Watt sehingga daya lebih yang dihasilkan disimpan melalui media
penyimpangan baterai. Pada malam hari komponen yang beroperasi adalah
amplifier dan lampu dengan konsumsi daya listrik sebesar 48,4 watt saat
pembangkit tidak beroperasi sehingga hanya menggunakan suplai daya yang
disimpan pada baterai. Sehingga konfigurasi dua buah panel surya kapasitas
150Wp dan turbin angin 500 watt sudah mencukupi.