Meningkatnya pembebanan sumber daya biaya perhari pada pelayanan rawat inap sebesar Rp641.921,00 disebabkan oleh banyaknya aktivitas yang mengonsumsi sumber daya, ditambah dengan munculnya aktivitas atas pelayanan baru yang sudah bisa di-cover oleh BBKPM Makassar. Penerapan Activity Based Management diperlukan untuk mendukung efisiensi sumber daya. Penelitian yang dilakukan pada BBKPM Makassar, khususnya pada aktivitas yang berhubungan dengan pelayanan rawat inap ini bertujuan untuk mengetahui berapa peghematan sumber daya yang dapat dicapai dengan menerapkan ABM.
Penelitian ini mengidentifikasi aktivitas-aktivitas pada pelayanan rawat inap dan mengklasifikasikannya ke dalam tiga kategori, yaitu Non Value Added Actiivity, Real Value Added Activity, dan Business Value Added Activity. Pusat aktivitas yang tergolong ke dalam Non Value Added Activity kemudian dieliminasi atau direduksi, pusat aktivitas yang tergolong ke dalam Real Value Added Activity dianalisis lalu penulis menawarkan inovasi untuk optimalisasi pelaksanaannya, serta aktivitas yang tergolong ke dalam Business Value Added Activity diberikan tawaran untuk optimalisasi budaya kerja 5S.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis kualitatif deskriptif, dengan menggunakan teknik observasi, kuisioner, dokumentasi, dan wawancara kepada pihak terkait dalam menjawab rumusan masalah. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan indikator value oleh Ostrenga dengan mempertimbangkan pendapat Graban.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan manajemen berbasis aktivitas atau ABM pada BBKPM Makassar dapat menghemat penggunaan sumber daya yang mendukung efisiensi sumber daya berupa biaya sebesar Rp37.756.020,00. dan waktu tenaga kerja selama 38.433 menit pertahun. Penghematan sumber daya tersebut dapat dicapai tanpa mengurangi kepuasan pelanggan.