Penerapan pengakuan pendapatan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan mengalami perubahan sejak disahkannya PSAK No. 72 tentang pendapatan dari kontrak dengan pelanggan yang mulai berlaku efektif pada 1 Januari 2020. PT Bumi Karsa adalah perusahaan kontruksi yang dalam laporan keuangannya menyatakan patuh terhadap SAK umum atau PSAK-IFRS dengan menggunakan PSAK 34 sebagai acuan dalam pengakuan pendapatannya. Namun, saat berlakunya PSAK 72 secara efektif penggunaan PSAK 34 sudah tidak relevan lagi digunakan sehingga perusahaan harus menyesuaiakan pengakuan pendapatannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pengakuan pendapatan menggunakan PSAK 72 serta menganalisis perbedaan pengakuan pendapatan pada pelaporan keuangan PT Bumi Karsa. Selain itu, untuk mengetahui dampak penerapan PSAK 72 dalam pengakuan pendapatan perusahaan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dalam bentuk metode komparatif, dengan menggunakan data proyek pekerjaan reklamasi, pengerukan, lapangan container dan Causeway Makassar New Port (Paket B) yang lama kontraknya selama tiga tahun dari September 2016 sampai dengan Juni 2019.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan PSAK 72 pada PT Bumi Karsa tidak memiliki perbedaan yang signifikan dalam pengakuan pendapatannya. Penerapan PSAK 72 memiliki perbedaan pada tahapan analisis yaitu identifikasi kontrak, identifikasi kewajiban pelaksanaan, penentuan harga transaksi, pengalokasian harga penyelesaian kewajiban pelaksanaan dan pengakuan pendapatan setelah kewajiban pelaksanaan terpenuhi. Sehingga dampak penerapan dalam perusahaan tidak terdapat perbedaan yang berarti terkait aturan pengakuan pendapatan untuk kontrak konstruksi.