Pada umumnya konstruksi sipil sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah sebagai lapisan dasarnya. Tanah terbentuk dari sedimentasi batuan dengan proses alam. Namun tidak semua jenis tanah memiliki sifat yang baik pada perencanaan konstruksi sipil. Tanah lempung adalah tanah yang sering bermasalah karena memiliki plastisitas yang tinggi, daya dukung yang rendah, dan nilai kembang susut yang tinggi. Maka dilakukan stabilisasi tanah untuk memperbaiki sifat tersebut sebagai salah satu upaya untuk mendapatkan sifat tanah yang memenuhi syarat teknis tertentu adalah dengan metode stabilisasi tanah menggunakan bahan tambah kapur dan abu sekam padi. Untuk mengetahui pengaruh stabilisasi dengan bahan tambah tersebut dilihat dari hasil CBR (California Bearing Ratio) dan Kuat Tekan Bebas. Variasi sampel yang digunakan yaitu kapur 10% dengan abu sekam padi 3%, 5%, 7% dan 9%. Pada uji karakteristik tanah memakai tanah lempung plastisitas tinggi. Dari hasil pengujian bahwa tanah lempung yang distabilisasi dengan kapur dan abu sekam padi dapat memperbaiki sifat fisik tanah dan daya dukung tanahnya.