Di Indonesia pada awalnya, industri pengolahan nata de coco diawali di
tingkat usaha rumah tangga yang proses pemotongannya masih menggunakan cara
manual dengan menggunakan alat sederhana yaitu, pisau dan penggaris. Dari hasil
observasi kami, Nata de coco yang diproduksi di pasar tradisional Terong
ukurannya masih berbentuk lembaran besar sehingga produsen masih
menggunakan cara manual yaitu pisau dan penggaris sebagai alat bantu untuk
memotong kecil nata de coco. Cara tersebut juga memakan waktu yang lama yaitu
selama 5 menit 46 detik dan membuang banyak tenaga apalagi jika ingin
memproduksi dalam jumlah yang banyak pada saat memasuki bulan puasa
permintaan konsumen sangat tinggi untuk produk nata de coco.
Untuk mengatasi masalah tersebut, kami bertujuan untuk melakukan
pembuatan mesin pemotong nata de coco dengan prinsip kerja seperti gerinda
tangan sehingga dapat meningkatkan jumlah produksi dan mengefisienkan waktu
produksi dengan kualitas atau bentuk produk yang seragam dari yang diinginkan,
kegiatan ini dilakukan di Bengkel Las Politeknik Negeri Ujung Pandang.
Kegiatan ini diawali dengan perancangan atau desain mesin, pembuatan,
dan perakitan. Setelah itu dilakukanlah proses pengujian dengan bahan uji nata de
coco yang masih berbentuk lembaran dengan ukuran 20 x 20 cm. Hasilnya
menunjukkan bahwa rata-rata kapasitas mesin pemotong nata de coco ini mencapai
229 kg/jam dan bentuk dengan rata-rata 3.02 mm untuk panjang, 3.032 mm untuk
lebar dan tebal 3 mm.